Nama : Oivia Cesarria
NPM : 18514343
“TULISAN”
Contoh
Kasus Humanistik
Seorang mahasiswa baru
berinisial A.D.I kesulitan menyesuaikan diri sebagai mahasiswa.
A.D.I, berusia 19 tahun, mahasiswa tingkat 2, mengalami
ancaman DO. Dari hasil evaluasi beberapa semester pertama, ternyata
nilai dari semua mata kuliah yang di ambilnya tidak memenuhi persyaratan lulus
ke tingkat 2.
Seorang teman dari
jursan lain N.J memebritahu satu hal dengan tujuan agar
A.D.I bisa mengejar nilainya, dengan belajar yang lebih
alkifagartidak terancam DO.
Dari hasil evaluasi 4 mata kuliahnya, A.D.I memperoleh beberapa nilai C dan nilai D. Dia sangat menyadari bahwa dia akan sulit untuk mendapat nilai yang baik untukbeberapa mata kuliahnya tersebut.
Dari hasil evaluasi 4 mata kuliahnya, A.D.I memperoleh beberapa nilai C dan nilai D. Dia sangat menyadari bahwa dia akan sulit untuk mendapat nilai yang baik untukbeberapa mata kuliahnya tersebut.
Kenyataannya ini
membuat A.D.I merasa sangat stress, hingga kadang dia merasaingin
bunuh diri, karena merasa takut gagal.Dalam pergaulan dengan teman-temannya A.D.I selalu
merasa minder. Ketika kuliah di kelas besar, dia selalu memilih duduk di
barisan yang paling belakang dan dia jarang bergaul dengan teman-temanseangkatannya.
Dia selalu merasa dirinya tertinggal, karena menurutnya A.D.I selalu
berpikir negatif tentang dirinya.
Akibatnya A.D.I selalu
menyendiri dan lebih senang berada menyendiri dan langsung pulang ke rumah
jika selesai kuliah daripada bergaul dengan teman-temannya.A.D.I lebih
nyaman ketika masih duduk di bangku SMA, dimana kelasnya lebih kecil dan
hubungan di antara siswa di rasakannya lebih akrab.
Di rumah A.D.I,
merupakan anak ke 2 dari dua bersaudara (keduanya Lelaki). Kakaknya
berusia 2 tahun lebih tua darinya, dan mempunyai prestasi akademis yang cukup
“cemerlang” di setiap yang dia lakukan. Walaupun orangtua tidak pernah
membandingkan kemampuan ke dua anaknya, tetapi A.D.I merasa bahwa
kakaknya mempunyai kelebihan di segala bidang, di bandingkan dengan dirinya.
Teknik Terapi
Tehnik
yang digunakan adalah systematic desentisitization, yaitu mengurangi kecemasan
dengan menggunakan konsep hirarkhi ketakutan, menghilangkan ketakutan secara
perlahan-lahan mulai dari ketakutan yang sederhana sampai ke hal yang lebih
kompleks.
Pemberian
reinforcement (penguat) juga dapat digunakan dengan secara tepat memberikan
variasi yang tepat antara pemberian reward – jika ia memperlihatkan perilaku
yang mengarah keperubahan ataupun punishment – jika tidak ada perubahan
perilaku atau justru menampilkan perilaku yang bertolak belakang dengan rencana
perubahan perilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar