Jumat, 24 Maret 2017

tugas softsill tulisan

Nama         : Oivia Cesarria
NPM : 18514343
“TULISAN
Contoh Kasus Humanistik

Seorang mahasiswa baru berinisial A.D.I kesulitan menyesuaikan diri sebagai mahasiswa. A.D.I, berusia 19 tahun, mahasiswa tingkat 2, mengalami ancaman DO. Dari hasil evaluasi  beberapa semester pertama, ternyata nilai dari semua mata kuliah yang di ambilnya tidak memenuhi persyaratan lulus ke tingkat 2.
Seorang teman dari jursan lain N.J memebritahu satu hal dengan tujuan agar A.D.I  bisa mengejar nilainya, dengan belajar yang lebih alkifagartidak terancam DO.
Dari hasil evaluasi 4 mata kuliahnya, A.D.I memperoleh beberapa nilai C dan nilai D. Dia sangat menyadari bahwa dia akan sulit untuk mendapat nilai yang baik untukbeberapa mata kuliahnya tersebut.
Kenyataannya ini membuat A.D.I merasa sangat stress, hingga kadang dia merasaingin bunuh diri, karena merasa takut gagal.Dalam pergaulan dengan teman-temannya A.D.I selalu merasa minder. Ketika kuliah di kelas besar, dia selalu memilih duduk di barisan yang paling belakang dan dia jarang bergaul dengan teman-temanseangkatannya. Dia selalu merasa dirinya tertinggal, karena menurutnya A.D.I selalu berpikir negatif tentang dirinya.
Akibatnya A.D.I selalu menyendiri dan lebih senang berada menyendiri dan langsung pulang ke rumah jika selesai kuliah daripada bergaul dengan teman-temannya.A.D.I lebih nyaman ketika masih duduk di bangku SMA, dimana kelasnya lebih kecil dan hubungan di antara siswa di rasakannya lebih akrab.
Di rumah A.D.I, merupakan anak ke 2 dari dua bersaudara (keduanya Lelaki). Kakaknya berusia 2 tahun lebih tua darinya, dan mempunyai prestasi akademis yang cukup “cemerlang” di setiap yang dia lakukan. Walaupun orangtua tidak pernah membandingkan kemampuan ke dua anaknya, tetapi A.D.I merasa bahwa kakaknya mempunyai kelebihan di segala bidang, di bandingkan dengan dirinya.

Teknik Terapi

Tehnik yang digunakan adalah systematic desentisitization, yaitu mengurangi kecemasan dengan menggunakan konsep hirarkhi ketakutan, menghilangkan ketakutan secara perlahan-lahan mulai dari ketakutan yang sederhana sampai ke hal yang lebih kompleks.

Pemberian reinforcement (penguat) juga dapat digunakan dengan secara tepat memberikan variasi yang tepat antara pemberian reward – jika ia memperlihatkan perilaku yang mengarah keperubahan ataupun punishment – jika tidak ada perubahan perilaku atau justru menampilkan perilaku yang bertolak belakang dengan rencana perubahan perilaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar