Jumat, 18 Maret 2016

Kepribadian Sehat



Tugas ke 1
Teori Kepribadian Kesehatan
Nama : Olivia Cesarria
Kelas  : 2pa15
Npm   : 18514343

a.     Aliran Psikoanalisa
Psikoanalisa merupakan aliran psikologi yang paling dikenal dan memiliki banyak pengaruh dalam dunia psikologi dan di bidang lainnya. Sebagai contoh penyembuhan penderita sakit mental dengan melakukan terapi. Hipotesis pokok psikoanalisa menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tidak sadar, sehingga Sigmund Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran. Pada dekade awal abad 20, psikoanalisa semakin populer dan tulisan-tulisan Freud semakin berpengaruh. Dia juga memiliki banyak pengikut yang terkenal, antara lain Jung dan Adler. Mulai terbentuk forum-forum diskusi rutin antar ahli psikoanalisa dimana mereka dapat membicarakan konsep-konsep psikoanalisa. Dalam dunia pendidikan pada masa itu, Sigmund Freud belum populer.
Namanya baru terkenal, ketika seorang sarjana psikologi Amerika yang bernama G.StanleyHall mengundang Sigmund Freud untuk memberikan serangkaian kuliah di Universitas Clark di Worcester, Masschusetts.
Aliran Psikoanalisa dari Sigmund Freud berasumsi bahwa energi penggerak awal perilaku manusia berasal dari dalam diri manusia yang terletak jauh di alam bawah sadar. Itulah sebabnya, mengapa begitu banyak penyakit fisik yang disebabkan oleh tertekannya psikologis seseorang. Tekanan psikologis itu ditekan ke dalam alam bawah sadar seseorang. Maka dari itu, untuk menyembuhkan penyakitnya adalah dengan menggali kembali masalah yang sedang di hadapinya melalui terapi, hypnosis, dll. Sebagai contoh, ada seorang karyawan yang ketika dia melihat atasanya, kepalanya langsung pusing. Ternyata dia sering dimarahi oleh atasannya. Karena dia tidak mampu mengeluarkan amarahnya, akhirnya amarah tersebut di tekan ke dalam alam bawah sadarnya, sehingga mulailah muncul penyakit fisik seperti pusing. Sigmund Freud meyakini bahwa jiwa manusia memiliki 3 struktur sistem yang berbeda, yaitu id, ego, dan superego.

Id
Id merupakan aspek biologis yang strukturnya paling mendasar dari kepribadian. Id juga merupakan sistem kepribadian yang asli, dimana id sebagai rahim tempat berkembangan ego dan superego. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis ada sejak lahir dan merupakan reservoir energi psikis. Id berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah darimana id mendapatkan energinya. Id memiliki 2 proses yaitu proses primer dan tindakan refleksi. Id terdiri dari dorongan - dorangan biologis seperti makan, sex dan agresifitas.
Ego           
Ego merupakan aspek psikologis yang berkembang dari id yang struktur kepribadianya mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Ego timbul karena kebutuhan – kebutuhan organisme memerlukan transaksi - transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego adalah id hanya mengenal kenyataan subjektif jiwa sedangkan ego membedakan antara hal - hal yang terdapat dalam batin dan hal - hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego disebut juga sebagai eksekutif kepribadian karena ego mengontrol pintu-pintu arah tindakan, memilih segi lingkungan kemana ia akan membri respon dan memutuskan insting mana yang akan dipuaskan.

Superego
Superego merupakan aspek sosiologis yang merefleksikan nilai- nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang lain kepada anak. Karena itu pada dasarnya superego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.


b.      Aliran Behavioristik
Behavioristik adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari  pengalaman. Teori ini lalu  berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah  pengembangan teori dan praktik  pendidikan dan  pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat.
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi:
(1) Reinforcement and Punishment;
(2) Primary and Secondary Reinforcement;
(3) Schedules of Reinforcement;
(4) Contingency Management;
(5) Stimulus Control in Operant Learning;
(6) The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).

c.       Aliran Humanistik
Aliran Humanistik merupakan kontribusi besar dari psikolog-psikolog terkenal seperti Carl Rogers, Goldon Allport dan Abraham Maslow. Humanistik muncul sebagai gerakan besar psikologi pada tahun 1950 – 1960-an. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Manusia mempunyai potensi di dalam dirinya untuk berkembang sehat dan kreatif. Kreativitas adalah potensi semua orang yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan khusus.
Aliran ini mengkritisi aliran Behaviorisme yang menekankan pada stimulasi tingkah laku yang teramati. Menurut aliran Humanistik, pandangan Behaviorisme terlalu menyederhankan dan melalaikan manusia dari pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks, nilai-nilai cinta kasih atau kepercayaan, juga potensi dan aktualisasi diri. Humanistik sangat mementingkan self (diri) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman-pengalaman subjektif individual. Aliran Humanistik juga tidak menyetujui pandangan Psikoanalisis yang cenderung pesimistik dan pandangan Behaviorisme yang cenderung memandang manusia sebagai netral (tidak baik dan tidak jahat). Menurut aliran Humanistik, Psikoanalisis dan Behaviorisme telah salah dalam memandang tingkah laku manusia, yaitu sebagai tingkah laku yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan diluar kekuasaanya (entah sadar entah tidak). Humanistik memandang manusia pada hakikatnya adalah baik. Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri dipandang sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari sifat yang pada dasarnya baik tersebut. Seorang manusia tidak dipandang sebagai mesin otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta aktif yang mempunyai kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan nasib orang lain.
Aliran Humanistik memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
d.      Pendapat Allport
Allport lebih optimis tentang kodrat manusia daripada freud, dan ia memperlihatkan suatu keharuan yang luar biasa tentang manusia, sifat-sifatnya yang tampaknya bersumber pada masa kanak-kanaknya. Pengalaman-pengalaman pribadinya ini kelak tercermin dalam pandangan-pandangan teoritisnya tentang kodrat kepribadian.
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar ──kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingka laku mereka tidak ditentukan oleh setan-setan yang ada jauh dalam mereka. Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.
Kepribadian-kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma, konflik-konflik masa kanak-kanak. Tetapi orang-orang bebas dari paksaan-paksaan masa lampau . orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intense-intensi kearah masa depan dan antipasti-antipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan datang, dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak.segi pandangan yang sehat itu member jauh lebih banyak ke bebasan dalam memilih dan bertindak.
Allport percaya bahwa sama sekali tidak ada kesamaan-kesamaan fungsional antara orang yang neurotis dan orang yang sehat. Karena itu daripada menempatkan suatu rangkaian kesatuan (continuum) antara neurosis dan kesehatan emosional, Allport mengemukakan suatu jurang atau dikotomi antara keduanya dan salah satu diantara sifat-sifat dari yang lainnya. Dalam pandangan Allport, orang yang neurotis beroperasi dalam genggaman konflik-konflik dan pengalaman-pengalaman kanak-kanak dan kepribadian yang sehat berfungsi pada suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi.
Karena Allport mengetahui perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan manusia yang sehat ini, karena dia lebih suka mempelajari hanya orang-orang dewasa yang matang (berlawanan dengan freud dan orang-orang lain yang mempelajari hanya orang-orang yang neurotis) dan hanya sedikit saja berbicara mengenai orang-orang yang neurotis. Karena itu kita dapat berkata bahwa system dari Allport hanya berorientasi pada kesehatan.
Menurut Allport, motif-motif seorang dewasa bukan perpanjangan atau perluasan motif-motif masa kanak-kanak. Motif-motif orang dewasa secara fungsional otonom terhadap masa kanak-kanak, yakni motif-motif itu tidak tergantung pada keadaan-keadaan asli, otonom sama seperti pohon ek yang sudah tumbuh dengan sempurna dari bijinya yang pernah memberinya makanan. Tujuan-tujuan ini mendorong kepribadian-kepribadian yang matang dan member pertunjukan yang paling baik untuk memahami tingkah laku sekarang. Allport menulis, ”Memiliki tujaun-tujuan jangka panjang yang dilihat sebagai pusat dari kehidupan pribadi seseorang, membedakan manusia dari binatang, orang dewasa dari anak-anak, dan dalam banyak hal kepribadian yang sehat dari kepribadian yang sakit”. “Kodrat intensional’ (intentional nature), kepribadian sehat ─ perjuangan-perjuangan kearah masa depan ini ─ mempersatukan dan mengintegrasikan seluruh kepribadian. Kodrat intensional dari kepribadian melayani maksud lain; ia menambah tingkat tegangan individu. Dalam pandangan ini individu di dorong oleh tegangan yang berlebihan sehingga mereka terus menerus didorong untuk mereduksikannya.
Allport percaya bahwa model reduksi tegangan ini dalam kepribadian manusia hanya sebagian benar karena tidak menjelaskan sebagian terbesar dorongan dari orang yang sehat. Allport menunjukan bahwa orang yang sehat ingin lebih banyak dari pada reduksi tegangan hidup.
Allport percaya bahwa dorongan dari semua orang yang sehat adalah sama.orang yang sehat disorong kedepan oleh suatu misi masa depan dan visi itu mempersatukan kepribadian dan membawa orang itu kepada tingkat-tingkat tegangan yang bertambah.
Ada segi lain dari konsepsi allport tentang kepribadian sehat yang mungkin kelihatannya paradoks: tujuan-tujuan yang dicita-citakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai! Dia rupanya mengemukakan bahwa meskipun subtujuan-subtujuan yang dekat dapat dicapai, namun tujuan terakhir tidak dapat dicapai.
Teori Allport tentang dorongan dari kepribadian yang sehat memasukkan juga “prinsip penguasaan dan kemampuan” (principle of mastery and competence) yang berpendapat bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak cukup puas dengan melaksanakan atau mencapai tingkat-tingkat yang sedang atau yang hanya memadai. Mereka didorong untuk melakukan sedapat mungkin, untuk mencapai tingkat penguasaan dan kemampuan yang tinggi dalam usaha memuaskan motif-motif mereka.
e.       Pendapat Rogers
`           Menurut pendapat Rogers orang yang sehat secara psikologis akan lebih mudah beradaptasi Karena orang psikologis bisa melihat dan menilai sifat-sifat seeorang maka dari itu dia mudah beradaptasi. Kedua manusia –manusia masa depan akan lebih terbuka atas pengalaman-pengalaman mereka, manusia masa depan akan lebih mendengar dirinya dan memperhatikan perasaan bahagia, marah,kecewa,ketakutan, dan kelembutan mereka. Ketiga dari manusia masa depan adalah kecenderungan untuk hidup sepenuhnya pada masa sekarang. Merujuk kecenderungan untuk hidup pada masa sekarang sebagai kehidupan eksistensial. Manusia masa depan tidak mempunyai kebutuhan untuk menipu diri mereka sendiri ataupun alasan untuk mencoba membuat orang lain kagum. Keempat manusia masa depan akan tetap percaya terhadap kemampuan diri mereka untuk merasakan hubungan yang hamonis dengan orang lain. Kelima manusia masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, anpa batasan-batasan buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar   ataupun yang tidak. Keenam, manusia masa depan mempunyai kepercayaan pada kemanusiaan. Mereka tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk kepentingan pribadi; peduli pada orang lain dan akan siap membantu apabila diperlukan; akan mengalami kemarahan, tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak akan menyerang secara tidak asuk akal melawan orang lain; serta akan merasa agresi, tetapi akan mengalihkannya kea rah yang sepatutnya . Terakhir, karena manusia masa depan terbuka dengan semua pengalaman, mereka akan lebih menikmati kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka tidak mendistori stimulus internal ataupun menahan emosi mereka .  
Rogers meberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
a.       Keterbukaan pada pengalaman
b.      Kehidupan eksistensial
c.       Kepercayaan terhadap organism sendiri
d.      Perasaan bebas
e.       Kreatifitas

f. Pendapat Maslow
Menurut Abraham Maslow, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu mengaktualisasikan diri. Bagi Maslow, motivasi seseorang untuk aktualisasi diri bagi pribadi yang sehat tidak hanya didasarkan oleh kebutuhan-kebutuhan untuk memenuhi kekurangannya (deficit motivates), tetapi oleh metamotivasi, yaitu nilai-nilai hidup termasuk kebenaran, keindahan, kebijaksanaan, kedamaian, kesatuan, kemerdekaan, dst. Nilai-nilai ini oleh Maslow disebut juga B-Values. Nilai-nilai ini menjadi sumber yang mengarahkan dan mengembangkan kepribadian manusia
Menurut Maslow, syarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tadi telah disebutkan, yaitu memuaskan hierarki empat kebutuhan yang ada, diantaranya yang pertama adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta penghargaan diri. Dan kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.
g.      Pendapat Fromm
Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi produktif  , yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri sendiri.
 Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati. Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat mempertahankan individualitas mereka.
Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan. Pikiran yang produktif  meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Kebahagian adalah suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi kehidupan yang paling luhur.Suara hati memiliki dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanisti. Suara hati otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit, maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan produktivitas.

Ciri-ciri Kepribadian Sehat

Menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.      Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat.
2.      Mampu mencintai dan dicintai.
3.      Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
4.      Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat.
5.      Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya.
6.      Memiliki watak sosial yang produktif.



Sumber: