Tugas
ke 1
Teori
Kepribadian Kesehatan
Nama : Olivia Cesarria
Kelas : 2pa15
Npm :
18514343
a. Aliran
Psikoanalisa
Psikoanalisa merupakan aliran
psikologi yang paling dikenal dan memiliki banyak pengaruh dalam dunia
psikologi dan di bidang lainnya. Sebagai contoh penyembuhan penderita sakit
mental dengan melakukan terapi. Hipotesis pokok psikoanalisa menyatakan bahwa
tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tidak sadar,
sehingga Sigmund Freud dijuluki sebagai bapak
penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran. Pada dekade awal abad 20,
psikoanalisa semakin populer dan tulisan-tulisan Freud semakin berpengaruh. Dia
juga memiliki banyak pengikut yang terkenal, antara
lain Jung dan Adler. Mulai terbentuk forum-forum diskusi
rutin antar ahli psikoanalisa dimana mereka dapat membicarakan konsep-konsep
psikoanalisa. Dalam dunia pendidikan pada masa itu, Sigmund Freud belum populer.
Namanya baru terkenal, ketika seorang
sarjana psikologi Amerika yang
bernama G.StanleyHall mengundang Sigmund Freud untuk
memberikan serangkaian kuliah di Universitas Clark di Worcester, Masschusetts.
Aliran Psikoanalisa dari Sigmund
Freud berasumsi bahwa energi penggerak awal perilaku manusia berasal dari
dalam diri manusia yang terletak jauh di alam bawah sadar. Itulah sebabnya,
mengapa begitu banyak penyakit fisik yang disebabkan oleh tertekannya
psikologis seseorang. Tekanan psikologis itu ditekan ke dalam alam bawah sadar
seseorang. Maka dari itu, untuk menyembuhkan penyakitnya adalah dengan menggali
kembali masalah yang sedang di hadapinya melalui terapi, hypnosis, dll. Sebagai
contoh, ada seorang karyawan yang ketika dia melihat atasanya, kepalanya
langsung pusing. Ternyata dia sering dimarahi oleh atasannya. Karena dia tidak
mampu mengeluarkan amarahnya, akhirnya amarah tersebut di tekan ke dalam alam bawah
sadarnya, sehingga mulailah muncul penyakit fisik seperti pusing. Sigmund Freud
meyakini bahwa jiwa manusia memiliki 3 struktur sistem yang berbeda, yaitu id,
ego, dan superego.
Id
Id merupakan aspek biologis yang
strukturnya paling mendasar dari kepribadian. Id juga merupakan sistem
kepribadian yang asli, dimana id sebagai rahim tempat berkembangan ego dan
superego. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis ada sejak lahir
dan merupakan reservoir energi psikis. Id berhubungan erat dengan proses-proses
jasmaniah darimana id mendapatkan energinya. Id memiliki 2 proses yaitu proses
primer dan tindakan refleksi. Id terdiri dari dorongan - dorangan biologis
seperti makan, sex dan agresifitas.
Ego
Ego merupakan aspek psikologis
yang berkembang dari id yang struktur kepribadianya mengontrol kesadaran dan
mengambil keputusan atas perilaku manusia. Ego timbul karena kebutuhan –
kebutuhan organisme memerlukan transaksi - transaksi yang sesuai dengan dunia
kenyataan objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego adalah id hanya mengenal
kenyataan subjektif jiwa sedangkan ego membedakan antara hal - hal yang
terdapat dalam batin dan hal - hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego disebut
juga sebagai eksekutif kepribadian karena ego mengontrol pintu-pintu arah
tindakan, memilih segi lingkungan kemana ia akan membri respon dan memutuskan
insting mana yang akan dipuaskan.
Superego
Superego merupakan aspek sosiologis
yang merefleksikan nilai- nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan
moral. Gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan
oleh adat istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang lain kepada anak. Karena
itu pada dasarnya superego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau
salahnya tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili nilai-nilai ideal
dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.
b. Aliran
Behavioristik
Behavioristik
adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan
oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat
diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi
yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau
mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang
diinginkan. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan
oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan
teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.
Faktor
lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka
respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan
(negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat.
Beberapa prinsip dalam teori belajar
behavioristik, meliputi:
(1) Reinforcement and Punishment;
(2) Primary and Secondary
Reinforcement;
(3) Schedules of Reinforcement;
(4) Contingency Management;
(5) Stimulus Control in Operant
Learning;
(6) The Elimination of Responses
(Gage, Berliner, 1984).
c. Aliran
Humanistik
Aliran Humanistik merupakan kontribusi besar
dari psikolog-psikolog terkenal seperti Carl Rogers, Goldon Allport dan Abraham
Maslow. Humanistik muncul sebagai gerakan besar psikologi pada tahun 1950 –
1960-an. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai
kemanusiaan untuk menyatakan diri. Manusia mempunyai potensi di dalam dirinya
untuk berkembang sehat dan kreatif. Kreativitas adalah potensi semua orang yang
tidak memerlukan bakat dan kemampuan khusus.
Aliran ini mengkritisi aliran Behaviorisme
yang menekankan pada stimulasi tingkah laku yang teramati. Menurut aliran
Humanistik, pandangan Behaviorisme terlalu menyederhankan dan melalaikan
manusia dari pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks, nilai-nilai
cinta kasih atau kepercayaan, juga potensi dan aktualisasi diri. Humanistik
sangat mementingkan self (diri) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan
pengalaman-pengalaman subjektif individual. Aliran Humanistik juga tidak
menyetujui pandangan Psikoanalisis yang cenderung pesimistik dan pandangan
Behaviorisme yang cenderung memandang manusia sebagai netral (tidak baik dan
tidak jahat). Menurut aliran Humanistik, Psikoanalisis dan Behaviorisme telah
salah dalam memandang tingkah laku manusia, yaitu sebagai tingkah laku yang
ditentukan oleh kekuatan-kekuatan diluar kekuasaanya (entah sadar entah tidak).
Humanistik memandang manusia pada hakikatnya adalah baik. Perbuatan-perbuatan
manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri dipandang sebagai tingkah laku
patologik yang disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari sifat yang pada
dasarnya baik tersebut. Seorang manusia tidak dipandang sebagai mesin otomat
yang pasif, tetapi sebagi peserta aktif yang mempunyai kemerdekaan memilih
untuk menentukan nasibnya sendiri dan nasib orang lain.
Aliran Humanistik memfokuskan diri pada
kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan
hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab
terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk
mengubah sikap dan perilaku mereka.
d.
Pendapat
Allport
Allport lebih optimis tentang kodrat manusia
daripada freud, dan ia memperlihatkan suatu keharuan yang luar biasa tentang
manusia, sifat-sifatnya yang tampaknya bersumber pada masa kanak-kanaknya.
Pengalaman-pengalaman pribadinya ini kelak tercermin dalam pandangan-pandangan
teoritisnya tentang kodrat kepribadian.
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang
matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar
──kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang
sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingka laku mereka
tidak ditentukan oleh setan-setan yang ada jauh dalam mereka. Allport percaya
bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting
pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi
individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar,
menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat
mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.
Kepribadian-kepribadian yang matang tidak
dikontrol oleh trauma-trauma, konflik-konflik masa kanak-kanak. Tetapi
orang-orang bebas dari paksaan-paksaan masa lampau . orang-orang yang sehat
dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intense-intensi kearah masa
depan dan antipasti-antipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke
depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan
datang, dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa
kanak-kanak.segi pandangan yang sehat itu member jauh lebih banyak ke bebasan
dalam memilih dan bertindak.
Allport percaya bahwa sama sekali tidak ada
kesamaan-kesamaan fungsional antara orang yang neurotis dan orang yang sehat.
Karena itu daripada menempatkan suatu rangkaian kesatuan (continuum) antara
neurosis dan kesehatan emosional, Allport mengemukakan suatu jurang atau
dikotomi antara keduanya dan salah satu diantara sifat-sifat dari yang lainnya.
Dalam pandangan Allport, orang yang neurotis beroperasi dalam genggaman
konflik-konflik dan pengalaman-pengalaman kanak-kanak dan kepribadian yang
sehat berfungsi pada suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi.
Karena Allport mengetahui perbedaan-perbedaan
antara manusia yang neurotis dan manusia yang sehat ini, karena dia lebih suka
mempelajari hanya orang-orang dewasa yang matang (berlawanan dengan freud dan
orang-orang lain yang mempelajari hanya orang-orang yang neurotis) dan hanya
sedikit saja berbicara mengenai orang-orang yang neurotis. Karena itu kita
dapat berkata bahwa system dari Allport hanya berorientasi pada kesehatan.
Menurut Allport, motif-motif seorang dewasa
bukan perpanjangan atau perluasan motif-motif masa kanak-kanak. Motif-motif
orang dewasa secara fungsional otonom terhadap masa kanak-kanak, yakni
motif-motif itu tidak tergantung pada keadaan-keadaan asli, otonom sama seperti
pohon ek yang sudah tumbuh dengan sempurna dari bijinya yang pernah memberinya
makanan. Tujuan-tujuan ini mendorong kepribadian-kepribadian yang matang dan
member pertunjukan yang paling baik untuk memahami tingkah laku sekarang.
Allport menulis, ”Memiliki tujaun-tujuan jangka panjang yang dilihat sebagai
pusat dari kehidupan pribadi seseorang, membedakan manusia dari binatang, orang
dewasa dari anak-anak, dan dalam banyak hal kepribadian yang sehat dari
kepribadian yang sakit”. “Kodrat intensional’ (intentional nature), kepribadian
sehat ─ perjuangan-perjuangan kearah masa depan ini ─ mempersatukan dan mengintegrasikan
seluruh kepribadian. Kodrat intensional dari kepribadian melayani maksud lain;
ia menambah tingkat tegangan individu. Dalam pandangan ini individu di dorong
oleh tegangan yang berlebihan sehingga mereka terus menerus didorong untuk
mereduksikannya.
Allport percaya bahwa model reduksi tegangan
ini dalam kepribadian manusia hanya sebagian benar karena tidak menjelaskan
sebagian terbesar dorongan dari orang yang sehat. Allport menunjukan bahwa
orang yang sehat ingin lebih banyak dari pada reduksi tegangan hidup.
Allport percaya bahwa dorongan dari semua
orang yang sehat adalah sama.orang yang sehat disorong kedepan oleh suatu misi
masa depan dan visi itu mempersatukan kepribadian dan membawa orang itu kepada
tingkat-tingkat tegangan yang bertambah.
Ada segi lain dari konsepsi allport tentang
kepribadian sehat yang mungkin kelihatannya paradoks: tujuan-tujuan yang
dicita-citakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai! Dia
rupanya mengemukakan bahwa meskipun subtujuan-subtujuan yang dekat dapat
dicapai, namun tujuan terakhir tidak dapat dicapai.
Teori Allport tentang dorongan dari
kepribadian yang sehat memasukkan juga “prinsip penguasaan dan kemampuan”
(principle of mastery and competence) yang berpendapat bahwa orang-orang yang
matang dan sehat tidak cukup puas dengan melaksanakan atau mencapai
tingkat-tingkat yang sedang atau yang hanya memadai. Mereka didorong untuk
melakukan sedapat mungkin, untuk mencapai tingkat penguasaan dan kemampuan yang
tinggi dalam usaha memuaskan motif-motif mereka.
e.
Pendapat
Rogers
` Menurut pendapat Rogers orang yang
sehat secara psikologis akan lebih mudah beradaptasi Karena orang psikologis
bisa melihat dan menilai sifat-sifat seeorang maka dari itu dia mudah
beradaptasi. Kedua manusia –manusia masa depan akan lebih terbuka atas
pengalaman-pengalaman mereka, manusia masa depan akan lebih mendengar dirinya
dan memperhatikan perasaan bahagia, marah,kecewa,ketakutan, dan kelembutan
mereka. Ketiga dari manusia masa depan adalah kecenderungan untuk hidup
sepenuhnya pada masa sekarang. Merujuk kecenderungan untuk hidup pada masa
sekarang sebagai kehidupan eksistensial. Manusia masa depan tidak mempunyai
kebutuhan untuk menipu diri mereka sendiri ataupun alasan untuk mencoba membuat
orang lain kagum. Keempat manusia masa depan akan tetap percaya terhadap
kemampuan diri mereka untuk merasakan hubungan yang hamonis dengan orang lain. Kelima
manusia masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, anpa batasan-batasan
buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar ataupun yang tidak. Keenam, manusia masa
depan mempunyai kepercayaan pada kemanusiaan. Mereka tidak akan menyakiti orang
lain hanya untuk kepentingan pribadi; peduli pada orang lain dan akan siap
membantu apabila diperlukan; akan mengalami kemarahan, tetapi dapat dipercaya
bahwa mereka tidak akan menyerang secara tidak asuk akal melawan orang lain;
serta akan merasa agresi, tetapi akan mengalihkannya kea rah yang sepatutnya . Terakhir,
karena manusia masa depan terbuka dengan semua pengalaman, mereka akan lebih
menikmati kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka tidak mendistori stimulus
internal ataupun menahan emosi mereka .
Rogers meberikan lima
sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
a. Keterbukaan pada pengalaman
b. Kehidupan eksistensial
c. Kepercayaan terhadap organism sendiri
d. Perasaan bebas
e. Kreatifitas
f. Pendapat Maslow
Menurut
Abraham Maslow, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu mengaktualisasikan
diri. Bagi Maslow, motivasi seseorang untuk aktualisasi diri bagi pribadi yang
sehat tidak hanya didasarkan oleh kebutuhan-kebutuhan untuk memenuhi
kekurangannya (deficit motivates), tetapi oleh metamotivasi, yaitu nilai-nilai
hidup termasuk kebenaran, keindahan, kebijaksanaan, kedamaian, kesatuan,
kemerdekaan, dst. Nilai-nilai ini oleh Maslow disebut juga B-Values.
Nilai-nilai ini menjadi sumber yang mengarahkan dan mengembangkan kepribadian
manusia
Menurut
Maslow, syarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan
yang tadi telah disebutkan, yaitu memuaskan hierarki empat kebutuhan yang ada,
diantaranya yang pertama adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa
aman, cinta kasih, serta penghargaan diri. Dan kebutuhan ini harus terpenuhi
sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.
g. Pendapat
Fromm
Fromm
memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang
demikian mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran
yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara obejektif, memiliki
suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia,
subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm
menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi produktif , yakni suatu konsep yang serupa dengan
kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri
dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau
realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan
kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua
segi kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap
orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap
diri sendiri.
Empat segi tambahan dalam kepribadian yang
sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi
produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang
produktif, kebahagian dan suara hati. Cinta yang produktif adalah suatu
hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat
mempertahankan individualitas mereka.
Tercapainya
cinta yang produktif merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan
yang lebih sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat
tenaga karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang –
perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan. Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan
objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap
objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Kebahagian
adalah suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan
orientasi produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm
menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana
berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi
kehidupan yang paling luhur.Suara hati memiliki dua tipe, yakni suara hati
otoriter dan suara hati humanisti. Suara hati otoriter adalah penguasa yang
berasal dari luar yang di internalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang
itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara dari dalam diri dan bukan juga
dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman kepribadian sehat untuk tingkah
laku bersifat internak dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa
yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyikapi seluruh kepribadian,
tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan seluruh persetujuan dan kebahagian
dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm di tetapkan oleh masyarakat,
karena kodrat struktur sosial membantu atau menghalangi kesehatan psikologis.
Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit, maka satu-satunya cara untuk mencapai
orientasi produktif ialah dengan hidup dalam suatu masyarakat yang waras dan
sehat, yaitu masyarakat yang memajukan produktivitas.
Ciri-ciri Kepribadian Sehat
Menurut Fromm, orang yang
berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mampu
mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat.
2. Mampu
mencintai dan dicintai.
3. Mampu
mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
4. Mampu
hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat.
5. Mampu
menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya.
6. Memiliki
watak sosial yang produktif.
Sumber: